Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

TAKDIR

Takdir

Kota ini, kota kedua tempatku mengadu nasib. Pencarian jati diriku tidak akan berhenti hanya karena kegagalan itu. Aku harus bangkit, kuat, struggle. Semangat membara yang diwariskan olehnya selalu bergejolak. Meraup-raup, meleleh, menjilat-jilat setiap kesempatan yang berlalu-lalang. 


Takdir 
Ilustrasi Keindahan Tugu Jogja
Sumber : Unsplash.com 
      Kini aku sadar, hidup tidak cukup hanya sekedar bertahan hidup. Namun hidup dalam artian yang sebenarnya adalah yang kini ku cari. Kini aku menemukannya. Senyum malu itu pun terbesit di kalbuku. Namun belum tega aku menunjukkannya.

Yang kau cari belum tentu yang kau temui. Pelajaran pertama, harus kau ingat. 

Sebelum kau mengenal dirimu, kenali dulu Penciptamu. 

Maka kau akan mengenal dirimu lebih dari yang kau inginkan. Yang kau cari sebenarnya ada pada kalbumu sendiri. 

Jangan bangga dengan yang kau temui di luar sana. Yang di sini lebih baik, pasti. Jangan tergoda dengan bisikannya. Mereka menyesatkan. Hanya kalbumu yang dapat menentukan. Tentu, kalbu yang suci, yang mengenal lebih dulu siapa Penciptanya.

Waktu bukan seperti batu, yang dapat kau lempar seenakmu, tak peduli siapa yang kena batunya. 
Waktu sangat berharga, ... 
pelajaran kedua. 

Di sinilah aku, menemukan arti waktu yang selama ini ku cari. Mereka bukanlah jam karet yang biasa kau temui di rumahmu dulu. Mereka lebih sekedar uluran angka dan jarum. Mereka dapat berbicara, berbisik, berteriak, atau bahkan diam membisu.

Kali ini aku semakin yakin, aku harus terus maju. Aku belum tau takdirku, bahkan menerawang pun tidak bisa. Memangnya aku dukun?

Tapi satu yang aku yakini sampai sekarang, takdirku bukan untuk berhenti disini, takdirku bukan untuk menyerah, bukan juga untuk meratapi masa lalu. 
Takdirku ada didepan. 
Aku harus terus maju, melangkah, berlari, melompat, mengepakkan sayap, terbang bebas. Menjemput dia, takdirku.


Ahmad Nurwahid, 
Yogyakarta, 23 Februari 2017

Ahmad Nurwahid
Ahmad Nurwahid Seorang pengangguran yang sedang menekuni dunia freelance.

Posting Komentar untuk "TAKDIR"