TAKDIR
![Takdir Takdir](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWg4jmQO_Whfm7cHNLgvnr7uYVf-eNfseIFk3DqjOEReCjfaYxedeiPVj0JFoKiKxm88frKf6v733ZsRq-EuxiJw9tOXh1DZEbvODMUDtdu5yQv3sHBfg5XUzYJAIGRmk5j_E0nSvyi2o/s16000/v9.jpg)
Kota ini, kota kedua tempatku mengadu nasib. Pencarian jati diriku tidak akan berhenti hanya karena kegagalan itu. Aku harus bangkit, kuat, struggle. Semangat membara yang diwariskan olehnya selalu bergejolak. Meraup-raup, meleleh, menjilat-jilat setiap kesempatan yang berlalu-lalang.
![Takdir Takdir](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAQ9rMcg3k5M1JBNZnhimz8d_RbJ6wJfzi3LaT1leAMOLOYpSMwnXikbMba7_QIDX4hiOdncCvMyW_PJdPAb1SsIpLJQvcHdEb0uBbiC2Go_yXkrcISldcZhYH29JSDlylPdwMdlBXKPU/s16000/TUGU+1.png)
Ilustrasi Keindahan Tugu Jogja
Sumber : Unsplash.com
Kini aku sadar,
hidup tidak cukup hanya sekedar bertahan hidup. Namun hidup dalam artian yang
sebenarnya adalah yang kini ku cari. Kini aku menemukannya. Senyum malu itu pun
terbesit di kalbuku. Namun belum tega aku menunjukkannya.
Yang kau cari
belum tentu yang kau temui. Pelajaran pertama, harus kau ingat.
Sebelum kau mengenal dirimu, kenali dulu Penciptamu.
Maka kau akan mengenal dirimu lebih
dari yang kau inginkan. Yang kau cari sebenarnya ada pada kalbumu sendiri.
Jangan bangga dengan yang kau temui di luar sana. Yang di sini lebih baik,
pasti. Jangan tergoda dengan bisikannya. Mereka menyesatkan. Hanya kalbumu yang
dapat menentukan. Tentu, kalbu yang suci, yang mengenal lebih dulu siapa
Penciptanya.
Waktu bukan seperti
batu, yang dapat kau lempar seenakmu, tak peduli siapa yang kena batunya.
Waktu sangat berharga, ...
pelajaran kedua.
Di sinilah aku, menemukan arti waktu yang
selama ini ku cari. Mereka bukanlah jam karet yang biasa kau temui di rumahmu
dulu. Mereka lebih sekedar uluran angka dan jarum. Mereka dapat berbicara,
berbisik, berteriak, atau bahkan diam membisu.
Kali ini aku
semakin yakin, aku harus terus maju. Aku belum tau takdirku, bahkan menerawang
pun tidak bisa. Memangnya aku dukun?
Tapi satu yang
aku yakini sampai sekarang, takdirku bukan untuk berhenti disini, takdirku
bukan untuk menyerah, bukan juga untuk meratapi masa lalu.
Takdirku ada didepan.
Aku harus terus maju, melangkah, berlari, melompat, mengepakkan sayap,
terbang bebas. Menjemput dia, takdirku.
Ahmad Nurwahid,
Yogyakarta, 23 Februari 2017
Yogyakarta, 23 Februari 2017
Posting Komentar untuk "TAKDIR"
Jika ada yang masih kurang jelas, silahkan untuk bertanya pada kolom komentar di bawah ini atau dengan menghubungi kami di halaman kontak.
1. Centang kotak Notify me/ Beritahu saya untuk mendapatkan notifikasi komentar.
2. Komentar kami moderasi, dan tidak semuanya dipublish.
3. Semua komentar dengan menambahkan link akan dihapus dan tidak akan dipublikasikan.